Jumat, 02 November 2012

Malu/Shame/ الحياء

Posted by Rizki Hayati Tanjung 17.57

 “Tujuh puluh lima cabang, yang utama ialah kalimat La ilaha illallah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalanan, dan malu itu satu cabang dari iman.”
Rasa malu juga warisan para nabi, “Di antara yang bisa diperoleh manusia dari pesan para nabi terdahulu adalah kalau engkau tidak malu, silakan berbuat sesukamu.”
Keanekaragaman Malu:
1.      Malu dari Allah:
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla malu jika seorang hamba membentangkan kedua tangannya kepada-Nya seraya meminta kebaikan, lalu ditolaknya dengan sia-sia.”
2.      Malunya Rasulullah:
“Rasulullah itu lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pingitannya.” Rasa malu yang dimiliki Rasulullah adalah rasa malu melakukan kesalahan dan maksiat.
3.      Malunya seorang pemuda tampan nan elok rupawan kepada Allah:
Dan wanita (Istri Al-Aziz) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tiada akan beruntung.
4.      Malu ala gadis desa:
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zhalim itu.” [7]
5.      Malu kepada orang yang sudah meninggal:
Bahwa Ummul mu’minin ‘Aisyah berkata, “Saya masuk ke dalam rumahku di mana Rasulullah dikubur di dalamnya dan saya melepas baju saya. Saya berkata mereka berdua adalah suami dan ayahku. Ketika Umar dikubur bersama mereka, saya tidak masuk ke rumah kecuali dengan busana tertutup rapat karena malu kepada ‘Umar.
6.      Saya malu. Anda jugakah…….???
Sebagai manusia normal nan lemah tak berdaya yang juga pernah memiliki sebuah hasrat kepada seorang “AKHWAT” yang di idamkan oleh “IKHWAN” (Studi Normatif), walaupun si dia tidak tahu kalau ada seorang pemuda yang mempunyai kecenderungan padanya dan tidak pula ada yang tau siapa akhwat itu sebenarnya kecuali Allah dan saya. (When the Love is unspoken)
Seorang sahabat pernah berkata: ‘‘Cinta itu candu, sekali dia jatuh, jatuh dan terjatuh….maka sulit untuk bangkit kecuali dengan perjuangan lebih.”
Wajar saja kalau salah satu sahabat saya pernah hancur lebur hatinya hingga meneteskan air mata karena cintanya kepada seorang akhwat/ikhwa dambaan berakhir dengan sebuah ketidakpastian, alias ditolak. Masya Allah….
Orang bijak berkata:
”Cinta tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, melainkan ia berupa dialog antara dua insan yang bersatu dan melebur dalam ikatan suci pernikahan tanpa pemaksaan kehendak.”
”Cinta juga harus diperjuangkan karena ia adalah anugerah terindah dari Allah dengan terus memohon ridha-Nya ”

Malu yang terpuji:
Betapa dicontohkannya oleh wanita kaum Anshar yang tidak terhalang oleh rasa malu untuk mempelajari agama Allah khususnya dalam masalah fiqih kewanitaan dan yang berhubungan dengan keluarga (mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada wanita Anshar).
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk bertanya tentang masalah agama.”
 
Malu yang kurang baik:
1. Sedikit cerita… Ketika rekan saya mengeluh akan piutang dari temannya yang enggan membayar hingga waktu yang amat lama dan belum ada ucapan ‘’maaf’’ atau pemberitahuan darinya kalau ‘’saya belom punya uang, nanti yaa dibayar’.
Lalu saya tanyakan padanya, kenapa tidak kamu tagih aja sama dia…??? “MALU” jawabnya… Halah…. ”Seharusnya kan peminjam yang malu, bukan yang dipinjami’’ Katanya malu tapi mengeluh, justru rasa malu inilah yang harus dihindarkan, padahal niat kita baik, kita juga butuh uang dan yang terpenting adalah cara penyampaiannya yang sopan tanpa menyinggung perasaan apalagi menyakiti hati si peminjam uang.
2. Malu untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran.

1 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube